Artikel
POHON BAKAU DAN PANTAI
Oleh Endang Firdaus
Pohon bakau tumbuh di daerah pantai. Pohon ini memiliki akar-akar yang menjuntai dari ranting-rantingnya.
Pohon bakau memiliki buah, biji, dan akar yang Istimewa. Bijinya tumbuh ketika buah masih berada di pohon. Biji itu mengeluarkan akar yang panjangnya dapat mencapai 30 cm.
Akar pohon bakau dinamakan propagule. Ketika buah jatuh dari pohon, akar itu pun terlepas dari pohon. Akar itu akan bertahan tegak sambil mengambang di air. Kemudian akar itu akan menembus lumpur dan tumbuh menjadi pohon bakau yang baru.
Pohon bakau ada tiga jenis: Pohon Bakau Merah, Pohon Bakau Hitam, dan Pohon Bakau Putih.
Pohon Bakau Merah biasa ditemukan di tepi pantai. Jenis bakau ini mudah dikenali dari akarnya. Akar itu berwarna hijau dengan bagian ujung berwarna kemerahan. Akar itu membuat pohon bakau seperti berjalan.
Pohon Bakau Hitam mempunyai batang berwarna hitam. Akar pohon bakau ini tampak seperti jari. Pohon Bakau Hitam bernapas melalui akar-akarnya. Jika akarnya berada di dalam air terlalu lama, pohon ini akan tenggelam. Pohon Bakau Hitam membuang garam melalui daunnya. Jika hari panas, pada daunnya akan terlihat butiran garam.
Pohon Bakau Putih tumbuh jauh dari air, dan tidak bisa tumbuh di air. Daunnya berbentuk oval dan berwarna hijau muda. Pada tangkai daun ada dua benjolan. Benjolan itu adalah kelenjar garam. Kelenjar ini membuang garam yang diserap oleh akar.
Pohon bakau amat penting untuk kehidupan di sekitar pantai. Pohon bakau menyediakan makanan dan tempat tinggal untuk binatang seperti ikan, kepiting, burung, ular, dan monyet.
Pohon bakau juga membersihkan air laut, karena berfungsi sebagai penyaring sampah yang terbawa dari daratan. Yang terpenting, pohon bakau melindungi pantai dari kikisan ombak yang besar. Pohon bakau bisa membantu mengurangi terjadinya tsunami.
Bayangkan kalau sampai daratan habis terkikis! Mau tinggal di mana kita? Yuk, kita menanam pohon bakau agar daratan tak habis terkikis oleh ombak dan laut bersih dari sampah!
FLU BURUNG
Oleh Endang Firdaus
Flu burung adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang biasa menjangkiti burung dan mamalia, yaitu virus influenza tipe A yang menyebar antar unggas. Virus ini kemudian ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia.
Virus influenza tipe A memiliki beberapa subtipe yang ditandai adanya Hemagglutinin (H) dan Neuramidase (N). Ada 9 varian H dan 14 varian N. Virus flu burung yang berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1 yang memiliki waktu inkubasi selama 3 sampai 5 hari. Burung liar dan unggas ternak dapat menjadi sumber penyebar H5N1.
Penularan Flu Burung
Virus H5N1 dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman, dan sentuhan.
Pencegahan
Virus H5N1 dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan yang didinginkan atau dibekukan dapat menyimpan virus. Virus akan mati dalam suhu yang tinggi. Untuk mencegah penularan:
1. daging dan telur harus dimasak matang
2. cuci tangan dengan antiseptik
3. kebersihan tubuh dan pakaian harus dijaga
4. cuci tangan sebelum dan setelah memasak atau menyentuh bahan makanan mentah
5. jangan pelihara unggas di dalam rumah atau ruangan tempat tinggal
6. jauhkan peternakan dari perumahan
7. hewan atau burung yang mati mendadak harus dimusnahkan
Gejala Pengidap Flu Burung
Orang yang terkena flu burung harus secepatnya di bawa ke dokter atau rumah sakit. Jika tidak, kematianlah yang akan terjadi. Adapun gejala dari orang yang mengidap penyakit ini adalah:
1. demam tinggi
2. keluhan pernapasan dan perut
BUAT BUMI KEMBALI CERIA
Oleh Endang Firdaus
Bumi, tempat kita tinggal, tidak lagi seperti dulu. Tumpukan sampah terus bertambah. Hutan yang menjadi paru-paru bumi terus berkurang. Keadaan bumi kian tak karuan dari hari ke hari.
Bumi kini sangat menderita. Itu dikarenakan ulah kita, para manusia penghuni bumi.
Kebersihan dan keasrian bumi tidak kita jaga. Lingkungan sekitar kita tidak kita jaga dengan baik.
Sampah-sampah yang kita buang memenuhi permukaan bumi. Kotor dan bau tak sedap memenuhi bumi.
Sungai dan danau dipenuhi sampah. Airnya yang dulu biasa kita gunakan untuk keperluan hidup kita sehari-hari sekarang kotor dan bau, tidak bisa lagi kita menggunakannya. Saluran-saluran air tersumbat sampah. Selokan-selokan di depan rumah kita tertutup sampah.
Air tak bisa mengalir dengan lancar. Air bingung harus ke mana. Tempat-tempat yang dulu menjadi tempat persinggahan mereka, seperti daerah rawa-rawa dan persawahan, semakin sedikit. Di tempat-tempat itu telah dibangun rumah-rumah tempat tinggal manusia dan bangunan-bangunan lain. Air yang bingung terpaksa menerobos paksa memasuki tempat-tempat itu. Akibatnya, bila hujan datang, banjir pun dengan cepat terjadi. Bila itu terjadi, maka kita-kita jugalah yang susah. Harta dan jiwa kita bisa musnah.
Kita juga seenaknya merusak hutan. Pepohonan kita tebangi. Hewan-hewan penghuni hutan kita buru dan kita bunuh. Karena tak ada lagi akar-akar pohon yang menahan air, kini air kian sulit didapat. Bila musim kemarau datang, mata-mata air kering, sungai dan danau jadi daratan. Dan, karena tak ada lagi akan-akar pohon yang mengikat tanah, maka bencana longsor pun terjadi. Lagi, kita-kita jugalah yang jadi susah.
“Hentikan penderitaanku!” jerit bumi penuh sedih dan nyeri. “Kembalikan hutanku!”
Mari kita hentikan penderitaan bumi. Hanya kitalah yang bisa membuat bumi kembali ceria. Yang harus kita lakukan: Jaga kelestarian hutan yang masih ada. Hijaukan kembali hutan yang gundul. Hentikan perburuan dan pembantaian terhadap hewan-hewan penghuni hutan. Lakukan penghematan energi. Dan, lakukan 3R: Reduce, Reuse, dan Recycle. Reduce yaitu mengurangi semua hal yang tidak perlu. Reuse, gunakan kembali barang yang lama. Dan Recycle, lakukan daur ulang. Bila itu semua kita lakukan, maka perlahan bumi pun akan kembali ceria. Bumi yang ceria akan membawa hidup kita jauh dari bencana.
Subscribe to:
Posts (Atom)
No comments:
Post a Comment