Friday, November 21, 2014

Dongeng dari Nusa Tenggara Timur

ASAL MULA BURUNG MERPATI

Oleh Endang Firdaus

Dulu, penduduk bumi dapat naik ke langit dan penduduk langit dapat turun ke bumi. Ketika itu letak bumi dan langit sangat dekat. Dengan sebuah tangga kayu, ramai orang turun naik. Di langit, tak jauh dari tangga itu, tinggal seorang nenek dengan dua cucunya. Suatu hari, nenek itu menyuruh kedua cucunya turun ke bumi mengambil api. Anak-anak itu melakukan. Mereka tiba di sebuah pondok. Diambilnya bara menyala dari tungku.
“Bagaimana membawanya?” cetus si Adik.
Si Kakak mengambil bara itu. Lalu cepat dilepaskannya. “Oh, api ini Bergigi. Aku digigitnya!” serunya.
“Bergigi?” tukas si Adik. “Kalau begitu akan kucari tali. Kita ikat api itu, lalu kita seret.” Ia cepat mencari tali. Kemudian diikatnya bara itu. “Mari, Kak,” katanya. “Kita seret api ini.”
Tiba-tiba tali putus. Api memakannya.
“Bagaimana ini?” keluh si Adik.
“Masukkan saja ke dalam kantung bajuku,” usul si Kakak.
Mereka mengambil bara itu. Dimasukkan ke dalam kantung baju si Kakak. Sekejap kantung itu bolong.
Bara itu jatuh.
Kakak beradik itu bingung.
“Memang di mana letak gigi api ini?” ucap si Adik.
“Aku tidak tahu,” timpal si Kakak. “Kalau tahu, akan kupukul giginya sampai tanggal.”
Mereka membolak-balik bara itu mencari giginya. Gigi api itu tak terlihat. Putus asa keduanya duduk termenung. Kata si Kakak kemudian, “Mari kita masukkan bara itu ke dalam selimutku. Kita bungkus rapat-rapat sehingga tidak dapat menggigit.” Ia lalu mengambil bara itu. Dibungkusnya dengan selimutnya. Ia lalu mengajak si Adik pulang ke langit.
Keduanya berjalan ke arah tangga. Api perlahan membakar selimut. “Oh, api ini mengigigit lagi!” seru si Kakak kaget. Ia dan si Adik cepat berlari ke tangga. Api membesar. Si Kakak melempar selimutnya yang terbakar. Seketika api merambat ke rerumputan dan daun-daun kering di bawah tangga. Maka kemudian habislah tangga terbakar.
Melihat itu, kedua kakak beradik itu ketakutan. Mereka bersembunyi di dalam hutan. Si Nenek yang mendengar tangga habis terbakar segera tahu kalau itu perbuatan cucu-cucunya. Penuh marah ia pergi ke dekat bekas tangga. Dipanggilnya kedua cucunya, namun tak seorang pun menjawab. Nenek itu kian marah. Dikutuknya cucu-cucunya.
Aneh.
Langit perlahan naik. Makin tinggi, makin tinggi. Jarak langit dengan bumi akhirnya menjadi jauh sekali. Kedua cucu nenek itu yang sudah terkena kutuk si Nenek berubah menjadi dua merpati. Mereka mencoba kembali ke langit. Tetapi langit sudah sangat tinggi. Mereka tak mampu mencapainya. Mereka kembali ke bumi, hidup di bumi dan berkembang biak sampai sekarang.

No comments:

Post a Comment