Sunday, December 21, 2014

Dongeng dari Kamboja

EMPAT LELAKI BOTAK

Oleh Endang Firdaus

Suatu ketika, di sebuah desa, hidup empat lelaki berkepala botak. Kepala itu licin plontos bak telur penyu. Kasihan. Ke mana pun mereka pergi, anak-anak selalu menertawakan mereka.
Teriak anak-anak, “Botak! Botak!”
Suatu hari, keempat lelaki botak itu memutuskan untuk pergi ke kota. Mereka akan mencari tabib yang dapat menumbuhkan rambut mereka. Mereka berhasil menemukan tabib itu. Tabib itu berkata dapat menolong mereka. “Tapi kalian harus melakukan apa yang aku katakan,” kata tabib itu. “Jika kalian patuh, rambut kalian akan tumbuh dengan lebat. Sekarang, pergilah kalian ke sumur di belakang rumahku. Basuhlah sekali saja kepala kalian dengan air sumur itu.”
Keempat lelaki botak itu melakukan kata tabib itu.
Ajaib.
Seusai membasuh kepala mereka dengan air sumur itu, kepala keempat lelaki botak itu seketika ditumbuhi rambut lebat. Mereka gembira sekali. Lelaki-lelaki itu terlihat lebih muda. "Kita terlihat tampan dengan rambut ini. Bila kita membasuh kepala kita sekali lagi, kita pasti akan semakin tampan. Dengan begitu kita pasti akan mudah mendapatkan istri," ucap mereka penuh suka cita.
Segera keempat lelaki itu membasuh kepala mereka sekali lagi.
Dan …
Olala!
Betapa sedih dan kecewanya lelaki-lelaki itu. Kepala mereka yang telah ditumbuhi rambut seketika kembali botak seusai itu. “Oh!” ratap mereka. “Mengapa begini? Mungkin ini hukuman buat kerakusan kita. Kita tak menuruti yang dikatakan tabib itu. Mari kita menemuinya. Barangkali ia bisa membantu.”
Keempat lelaki botak itu cepat menemui tabib itu. “Tuan Tabib,” kata mereka penuh sedih yang amat sangat, “maafkan kami yang tidak menuruti yang Tuan katakan. Kepala kami yang telah ditumbuhi rambut, kembali botak seusai kami sekali lagi membasuh kepala kami.”
“Maaf, aku tak bisa lagi membantu kalian,” ucap tabib itu. “Kepala botak kalian akan mengingatkan kalian pada kerakusan dan ketidakpatuhan kalian. Jadikan itu sebagai pelajaran, agar kelak kalian tidak berbuat hal yang sama lagi.”
Penuh sedih dan rasa penyesalan yang amat sangat keempat lelaki botak itu kembali ke desa mereka.

No comments:

Post a Comment