Thursday, January 2, 2014
Kisah Nyata
SANG PENYELAMAT
Diceritakan kembali oleh Endang Firdaus
Hari itu hari Selasa, akhir September 1984. Pak Collins dibantu anak lelakinya, Alf, telah selesai mengerjakan tanah pertaniannya yang luas. Tanah itu letaknya di daerah Belah Valley, 375 mil arah barat laut kota Brisbane, Australia. Alf berusia sembilan tahun.
Kini mereka berada di atas truk menuju rumah mereka. Di antara mereka duduk ketiga anak perempuan Pak Collins. Mereka adalah Vashti, Dallas, dan Jemms. Ketiganya adalah adik Alf.
Ketika sudah tak seberapa jauh dari rumah mereka, Pak Collins ingat pada babi hutan yang ditemuinya kemarin sore. Alf juga melihat babi hutan itu. Hewan itu menerobos semak-semak yang rimbun dan membuat debu beterbangan.
Pak Collins merasa cemas. Sebab dia belum pernah melihat babi hutan di daerah itu. Katanya kepada Alf, “Babi hutan itu dapat menyebarkan bibit penyakit, merusak parit, dan membuat air minum kotor. Kita harus segera membunuhnya.”
Sambil mengemudikan truk, Pak Collins memikirkan cara menumpas babi hutan itu. Tak lama, wajahnya tampak ceria. Ia teringat pada bangkai sapi yang dilihatnya tadi pagi, tak jauh dari rumahnya.
Pak Collins menghentikan truknya. Ia mengajak Alf melihat bangkai sapi itu. Ia percaya, bangkai sapi itu bisa menjadi umpan untuk menjebak si babi hutan.
Pak Collins dan Alf meninggalkan ketiga anak perempuan di truk. Lalu mereka menerobos semak belukar yang rimbun, menuju ke tempat bangkai sapi.
Tiba-tiba Pak Collins mendengar suara gemersik dari arah depan. Tak lama, ia melihat seekor babi hutan yang besar muncul. Matanya memandang dengan garang, mulutnya terbuka, sehingga tampak taringnya yang tajam. Babi itu menerjang Pak Collins dan Alf.
Pak Collins tak sempat mengelak ketika babi hutan menabraknya. Taring hewan itu melukai kakinya. Sambil kepalanya naik turun, babi hutan mendekati Pak Collins yang terjatuh sambil menahan rasa nyeri. Babi hutan itu menggigit sepatu but Pak Collins yang sebelah kiri. Ketika menerjang untuk kedua kalinya, taring babi hutan itu melukai lengan kanan Pak Collins. Taring yang lain merobek betisnya. Darah merah segera membasahi celana jeans Pak Collins.
Pak Collins belum pernah berkelahi dengan babi hutan. Ia berusaha melindungi kepala dan dadanya dari serbuan si babi hutan. Ia lalu mencoba melawan. Ditangkapnya kepala babi hutan itu, namun tenaga hewan itu sangat kuat. Perlawanan Pak Collins tak ada gunanya. Tubuhnya telah bersimbah darah. Tenaganya mulai melemah. Pak Collins benar-benar cemas.
Keadaan Pak Collins sungguh menyedihkan. Yang dapat dilakukannya hanya minta pertolongan kepada orang lain di dekatnya. Orang itu cuma Alf.
Alf berhasil menghindari serangan babi hutan itu. Ia kini bersembunyi di balik pohon besar, sambil memperhatikan perlawanan yang dilakukan ayahnya. Kemudian ia mendengar teriakan kesakitan dan ketakutan ayahnya. “Oh… tolonglah, Alf! Tolong, tolong!”
Dengan cepat, Alf menyambar sebuah dahan pohon besar di dekatnya. Lalu cepat-cepat ia mendekati arena perkelahian. Sambil berteriak keras, ia menghantam dahan pohon itu ke kepala babi hutan. Babi hutan berhenti mengamuk. Tetapi, tak lama ia mencoba menyerang Pak Collins lagi. Alf kembali menghantam dahan pohon ke tubuh hewan itu dua kali. Si babi hutan terdiam, lalu berbalik ke Alf. Pak Collins bertambah cemas melihat hal itu.
Alf telah siap dengan dahan pohonnya. Tiba-tiba si babi hutan berbalik. Dengan kepala yang bergoyang-goyang, ia pergi menjauh, lenyap di balik semak-semak yang rimbun.
Pak Collins menarik napas panjang. Ketika tubuhnya hendak roboh, mendekati tidak sadar, Pak Collins cemas lagi. Ia ingat pada anak-anaknya yang lain. Bagaimana dengan mereka? Apakah mereka masih berada di truk?
Pak Collins berusaha bangkit. Dibantu oleh Alf dia berdiri. Bersama-sama, mereka menerobos semak belukar, dengan perasaan sangat cemas.
Oh … semua anaknya selamat! Alf membantu ayahnya duduk di bangku truk dan mengambil alih kemudi. Dalam lima menit, mereka tiba di halaman rumah mereka. Bu Collins segera memberi perawatan pertama kepada suaminya, sebelum dibawa ke rumah sakit yang berjarak 80 mil di Rochampton. Di sana para jururawat memberi Pak Collins tambahan darah. Dokter bedah menjahit luka-luka di tubuhnya.
Beberapa bulan kemudian, Pak Collins pun sembuh. Ia benar-benar bangga mempunyai anak pemberani seperti Alf. Untuk keberaniannya Alf memperoleh penghargaan dari Ratu Elizabeth, Ratu Inggris, berupa Bintang Keberanian, yakni medali emas Royal Humane Society dan Rupert Wilkes Trophy.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment