SEBABNYA DI SASAK TAK ADA HARIMAU
Oleh Endang Firdaus
Dua ekor sapi ditambatkan di sebuah pohon besar di tepi hutan. Seekor harimau menghampiri dan bertanya, “Mengapa hidung kalian dicocok? Siapa yang menambat kalian di sini?”
“Manusia.”
“Manusia? Bodoh! Mau saja diikat!”
“Kami kalah oleh manusia.”
“Mengapa kalah? Seperti apa manusia itu?”
“Ia tidak besar. Badannya kecil, tapi amat cerdik. Kalau ingin tahu, tunggulah di sini. Sebentar lagi ia datang.”
Tak lama, seorang manusia lewat. Ucap kedua sapi menunjuk pada orang itu, “Itulah manusia!”
Harimau melihat ke arah yang ditunjuk kedua sapi. Ejeknya, “Cuma sebesar itu manusia? Kecil sekali! Mengapa kalian yang bertubuh lebih besar dan memiliki tanduk panjang sampai kalah olehnya? Huh, bila manusia yang telah mencocok hidung kalian datang akan kubunuh ia!”
“Ya, bunuh saja!” sahut kedua sapi.
Pemilik kedua sapi datang. Harimau menyambut. Serunya, “Manusia, aku bunuh kau sekarang!”
Pemilik kedua sapi terkejut takut, namun ia tak mau memperlihatkan itu. Ia berusaha untuk tenang. Ucapnya, “Berani sekali kau padaku! Apakah kekuatanmu melebihi kekuatanku?”
“Tentu kekuatanku lebih besar!” sahut harimau. “Tubuhku saja lebih besar dari tubuhmu!”
“Mari kita buktikan!” tukas pemilik kedua sapi. Dicarinya dan tali. Cetusnya kemudian, “Jika kau dapat lepas dari tali yang mengikat tubuhmu, berarti benar kekuatanmu lebih dari kekuatanku!”
“Ikatlah aku!”
Pemilik kedua sapi mengikat harimau dengan tali. Dengan tenaganya yang besar harimau dapat memutuskan tali itu. Kembali pemilik kedua sapi mengikatnya. Kembali pula harimau dapat memutuskan tali itu. Pemilik kedua sapi kemudian mengikat harimau dengan aur yang banyak miangnya. Harimau mencoba memutuskannya. Miang ruruh, namun aur tak mau putus. Tubuh harimau gatal-gatal terkena miang. Kembali harimau mencoba memutuskan aur, namun tak mau putus. Miang kian banyak memenuhi tubuhnya.
Harimau putus asa. Tubuhnya gatal semua. Pemilik kedua sapi menghampiri dan berkata, “Hahaha! Sekarang tibalah saatnya aku membunuhmu, wahai, harimau! Bersiaplah!”
Harimau ketakutan. Mohonnya, “Manusia, maafkan aku! Kasihani aku! Lepaskan aur ini! Setelah itu aku dan seluruh keluargaku akan segera meninggalkan daerah Sasak ini!”
Pemilik kedua sapi melepas aur yang mengikat harimau. Binatang itu lalu mohon diri. Ia kemudian menepati janjinya, membawa seluruh keluarganya meninggalkan daerah Sasak. Mereka menuju Bali dan Jawa. Itulah sebabnya di daerah Sasak tak ada harimau.
No comments:
Post a Comment